Tugas

Loading

Senin, 22 April 2013

Komunikasi Dengan Pasien Sebelum dan Setelah Prosedur Klinik

Komunikasi Dengan Pasien Sebelum dan Setelah Prosedur Klinik 

Sebelum Pengobatan
Untuk membuat rencana pengobatan di perlukan cukup masukan informasi klinis untuk membuat suatu diagnosis yang tepat. Pastikan pasien mengerti bahwa setiap pertanyaan yang di ajukan di gunakan untuk memberikan cara pengobatan yang terbaik bagi dirinya. Beri kesempatan kepada pasien untuk menentukan bentuk pengobatan yang di tawarkan. Sebaliknya, pasien membutuhkan informasi tentang kondisi kesehtan dan pilihan prosedur klinik yang akan di lakukan. Gunakan bahasa sederhan sehingga mereka mengerti pertanyaan yang di jaukan dan informasi yang telah diberikan. Petugas kesehatan harus menjelaskan informasi khusus dan penting untuk pasien.

Selam Prosedur Klinik
Perhatian dan bantuan yang di berikan oleh dokter atau petugas kesehatan dapat mengurangi kecemasan dan mengurangi rasa nyeri yang di alami oleh pasien. Dialog yang di sampaikan secara lembut dan menenangkan, dapat mengalihkan fokus perhatian pasien dan rasa kurang nyaman yang sedang dialaminya. Peran petugas pelayanan kesehatan dalam menerapakan hal ini akan dapat memberikan hasil yang luar biasa.

Setelah Tindakan
Tenangkan pasien dengan penjelasan tentang kondisi kesehatan dan hasil tindakan yang telah di lakukan. Setelah rasa khawatir dan kecemasan, akibat prosedur yang di hadapinya berkurang,berikan beberapa informasi baru tentang langkah perawatan dan pemantauan lanjutan.

Sabtu, 20 April 2013

Masalah adalah Hadiah

Masalah Adalah Hadiah


Masalah adalah hadiah Optimisme adalah memandang hidup ini sebagai persembahan terbaik. Tidak ada sesuatu yang terjadi begitu saja dan mengalir sia-sia. Pasti ada tujuan. Pasti ada maksud. Mungkin anda pernah mengalami pengalaman buruk yang tak menyenangkan, maka keburukan itu hanya karena anda melihat dari salah satu sudut mata yg berkaitan uang saja.

Bila anda berani menengok ke sisi yang lain, anda akan menemukan pemandangan yang jauh berbeda. Anda tidak harus menjadi orang tersenyum terus atau menampakkan wajah yang ceria.

Optimisme terletak di dalam hati, bukan hanya terpampang di muka. Jadilah optimis, karena hidup ini terlalu rumit untuk dipandang dengan mengerutkan alis dan muka.

Setiap tetes air yang keluar dari mata air tahu mereka mengalir menuju ke laut. Meskipun melalui anak sungai, belokan, kawasan kali keruh, danau dan muara, mereka yakin perjalanan mereka bukan tanpa tujuan. Bahkan, ketika menunggu di muara, setiap tetes air tahu, suatu saat panas dan angin akan membawa mereka ke pucuk-pucuk gunung. Menjadi awan dan menurunkan hujan. Sebagian menyuburkan rumput, sebagian tertampung dalam sumur-sumur atau telaga. Sebagian kembali ke laut. Adakah sesuatu yang sia-sia dari setiap tetes air yang anda temui?


Masalah Adalah Hadiah.

Bila anda menganggap masalah sebagai beban, anda mungkin akan menghindarinya atau menjauhinya. Bila anda menganggap masalah sebagai halangan, anda mungkin akan menghadapinya. Namun, masalah adalah hadiah yang dapat anda terima dengan suka cita. Dengan pandangan tajam, anda melihat kejayaan di balik setiap masalah.

Masalah adalah anak tangga menuju kekuatan yang lebih tinggi. Maka, hadapi dan ubahlah menjadi kekuatan untuk kesuksesan anda. Tanpa masalah, anda tak layak memasuki jalur kesuksesan. Bahkan hidup ini pun masalah, karena itu terimalah sebagai hadiah.

Hadiah terbesar yang dapat diberikan oleh induk elang pada anak-anaknya bukanlah serpihan-serpihan makanan pagi. Bukan pula, dekapan hangat di malam-malam yang dingin. Namun, ketika mereka melempar anak-anak itu dari tempat yang tinggi.
Detik pertama anak-anak elang itu menganggap induk mereka sungguh keterlaluan, menjerit ketakutan, matilah aku. Beberapa ketika kemudian, bukan kematian yang mereka terima, namun kesejatian diri sebagai elang, yaitu terbang. Bila anda tidak berani mengatasi masalah, andatidak akan menjadi seseorang yang sejati.

Membeli Waktu

Membeli Waktu


Membeli Waktu
Pada suatu hari, seorang Ayah pulang dari bekerja pukul  21.00 malam. Seperti hari-hari sebelumnya, hari itu  sangat melelahkan baginya. Sesampainya di rumah ia mendapati anaknya yang berusia 8 tahun yang duduk di kelas 2 SD sudah menunggunya di depan pintu rumah.  Sepertinya ia sudah menunggu lama.
“Kok belum tidur?” sapa sang Ayah pada anaknya.
Biasanya si anak sudah lelap ketika ia pulang kerja,  dan baru bangun ketika ia akan bersiap berangkat ke kantor di pagi hari.
“Aku menunggu Papa pulang, karena aku mau tanya berapa sih gaji Papa?”, kata sang anak.
“Lho, tumben, kok nanya gaji Papa segala? Kamu mau minta  uang lagi ya?”, jawab sang ayah.
“Ah, nggak pa, aku sekedar..pengin tahu aja…” kata anaknya
.
“Oke, kamu boleh hitung sendiri. Setiap hari Papa bekerja sekitar 10 jam dan dibayar Rp.400.000. Setiap bulan  rata-rata dihitung 25 hari kerja. Jadi gaji Papa satu bulan berapa, hayo?!”, tanya sang ayah.
Si anak kemudian berlari mengambil kertas dari meja belajar sementara Ayahnya melepas sepatu dan mengambil minuman.
Ketika sang Ayah ke kamar untuk berganti pakaian, sang anak mengikutinya.

“Jadi kalau satu hari Papa dibayar Rp 400.000 utuk 10 jam, berarti satu jam Papa digaji Rp 40.000 dong!”
“Kamu pinter, sekarang tidur ya..sudah malam!”
Tapi sang anak tidak mau beranjak. “Papa, aku boleh pinjam uang Rp 10.000 nggak?”
“Sudah malam nak, buat apa minta uang malam-malam begini. Sudah, besok pagi saja. Sekarang kamu tidur”
“Tapi papa..”
“Sudah, sekarang tidur” suara sang Ayah mulai meninggi.
Anak kecil itu berbalik menuju kamarnya.
Sang Ayah tampak menyesali ucapannya. Tak lama kemudian ia menghampiri anaknya di kamar. Anak itu sedang terisak-isak sambil memegang uang Rp 30.000.
Sambil mengelus kepala sang anak, Papanya berkata  “Maafin Papa ya! Kenapa kamu minta uang malam-malam begini.. Besok kan masih bisa. Jangankan Rp.10.000, lebih dari itu  juga boleh. Kamu mau pakai buat beli mainan khan?”
“Papa, aku ngga minta uang. Aku pinjam…nanti aku kembalikan kalau sudah menabung lagi dari uang jajanku.”
“Iya..iya..tapi buat apa??” tanya sang Papa.
“Aku menunggu Papa pulang hari ini dari jam 8. Aku mau ajak Papa main ular tangga. Satu jam saja pa, aku mohon. Mama sering bilang, kalau waktu Papa itu sangat berharga. Jadi aku mau beli waktu Papa. Aku buka tabunganku, tapi cuma ada uang Rp 30.000. Tadi Papa bilang, untuk satu jam Papa dibayar Rp 40.000.. Karena uang tabunganku hanya Rp.30.000,- dan itu tidak cukup, aku mau pinjam Rp 10.000 dari Papa” Sang Papa cuma terdiam.
Ia kehilangan kata-kata. Ia pun memeluk erat anak kecil itu sambil menangis. Mendengar perkataan anaknya, sang Papa langsung terdiam, ia seketika terenyuh, kehilangan kata-kata dan menangis..
Ia lalu segera merangkul sang anak yang disayanginya itu sambil menangis dan minta maaf pada sang anak..
“Maafkan Papa sayang…” ujar sang Papa.
“Papa telah khilaf, selama ini Papa lupa untuk apa Papa  bekerja keras. Maafkan Papa anakku” kata sang Papa ditengah suara tangisnya.
Si anak hanya diam membisu dalam dekapan sang Papanya.
=================================================
Saya ingin bertanya kepada Anda saat ini..
Sebetulnya, apakah alasan Anda untuk bekerja sangat keras dan mencari kesuksesan karir Anda?
Demi uang yang banyak? Atau sesungguhnya demi keluarga Anda?
Seringkali kita bekerja terlalu sibuk sehingga kita melupakan bahwa di akhir, keluargalah yang terpenting.
Tidak ada gunanya Anda sukses tapi pada akhirnya keluarga Anda telah meninggalkan Anda atau hubungan Anda dengan keluarga telah rusak.
Sesungguhnya, untung anak tersebut bicara dan komunikasi dengan orang tuanya untuk mencurahkan perasaannya.
Sering kali, anak cenderung diam dan bahkan tidak berbicara sama sekali tentang kondisinya kepada orang tua.
Ketika di tanya mereka hanya menjawab “Tidak ada apa-apa”
Bagaimana caranya Anda bisa menyelesaikan masalah jikalau Anda bahkan tidak tahu masalahnya dimana?
Hal ini sering kali terjadi pada anak dan khususnya terjadi pada anak di masa remaja.
Mereka merasa diabaikan/ditinggalkan, tidak di cintai, tidak dihargai oleh orang tuanya sendiri..
Pertanyaan berikutnya mungkin cukup berat untuk Anda..
“Menurut Anda, lebih baik Anda mencintai anak Anda atau Anak Anda merasa di cintai oleh Anda?”
Coba renungkan jawaban dari pertanyaan tersebut..
Jadi, apa yang bisa Anda lakukan?
Pelajari bahasa cinta anak Anda dan lakukan yang terbaik  untuk memenuhi cinta anak Anda.
Setiap anak memiliki bahasa cinta yang berbeda…
Ada yang merasa waktu berkulitas cukup, ada yang berharap  dari hadiah, ada yang perlu di peluk.
Setiap anak unik tapi Anda bisa mengenalnya..
Lalu, bagaimana jikalau mereka tidak berbicara?
Itulah gunanya tulisan tangan mereka. Anda bisa melihat emosi mereka di dalam tulisan tangan mereka.
Itulah pentingnya Anda mengerti akan tulisan tangan dan  mempelajarinya. Anda akan tahu dengan pasti situasi anak  Anda dan apa yang terjadi pada mereka.
Source: Life Excellent Center.

Jadilah Pelita


jadilah pelitaPada suatu malam, seorang buta berpamitan pulang dari rumah sahabatnya. Sang sahabat membekalinya dengan sebuah lentera pelita.

Orang buta itu terbahak berkata: “Buat apa saya bawa pelita? Kan sama saja buat saya! Saya bisa pulang kok.”

Dengan lembut sahabatnya menjawab, “Ini agar orang lain bisa melihat kamu, biar mereka tidak menabrakmu.”

Akhirnya orang buta itu setuju untuk membawa pelita tersebut. Tak berapa lama, dalam perjalanan, seorang pejalan menabrak si buta.

Dalam kagetnya, ia mengomel, “Hei, kamu kan punya mata! Beri jalan buat orang buta dong!”
Tanpa berbalas sapa, mereka pun saling berlalu.

Lebih lanjut, seorang pejalan lainnya menabrak si buta.
Kali ini si buta bertambah marah, “Apa kamu buta? Tidak bisa lihat ya? Aku bawa pelita ini supaya kamu bisa lihat!”
Pejalan itu menukas, “Kamu yang buta! Apa kamu tidak lihat, pelitamu sudah padam!”
Si buta tertegun..
Menyadari situasi itu, penabraknya meminta maaf, “Oh, maaf, sayalah yang ‘buta’, saya tidak melihat bahwa Anda adalah orang buta.”
Si buta tersipu menjawab, “Tidak apa-apa, maafkan saya juga atas kata-kata kasar saya.”
Dengan tulus, si penabrak membantu menyalakan kembali pelita yang dibawa si buta. Mereka pun melanjutkan perjalanan masing-masing.

Dalam perjalanan selanjutnya, ada lagi pejalan yang menabrak orang buta kita.
Kali ini, si buta lebih berhati-hati, dia bertanya dengan santun, “Maaf, apakah pelita saya padam?”
Penabraknya menjawab, “Lho, saya justru mau menanyakan hal yang sama.”
Senyap sejenak.
secara berbarengan mereka bertanya, “Apakah Anda orang buta?”
Secara serempak pun mereka menjawab, “Iya.,” sembari meledak dalam tawa.
Mereka pun berupaya saling membantu menemukan kembali pelita mereka yang berjatuhan sehabis bertabrakan.

Pada waktu itu juga, seseorang lewat. Dalam keremangan malam, nyaris saja ia menubruk kedua orang yang sedang mencari-cari pelita tersebut. Ia pun berlalu, tanpa mengetahui bahwa mereka adalah orang buta.

Timbul pikiran dalam benak orang ini, “Rasanya saya perlu membawa pelita juga, jadi saya bisa melihat jalan dengan lebih baik, orang lain juga bisa ikut melihat jalan mereka.”
Pelita melambangkan terang kebijaksanaan. Membawa pelita berarti menjalankan kebijaksanaan dalam hidup. Pelita, sama halnya dengan kebijaksanaan, melindungi kita dan pihak lain dari berbagai aral rintangan (tabrakan!).

Si buta pertama mewakili mereka yang terselubungi kegelapan batin, keangkuhan, kebebalan, ego, dan kemarahan. Selalu menunjuk ke arah orang lain, tidak sadar bahwa lebih banyak jarinya yang menunjuk ke arah dirinya sendiri. Dalam perjalanan “pulang”, ia belajar menjadi bijak melalui peristiwa demi peristiwa yang dialaminya. Ia menjadi lebih rendah hati karena menyadari kebutaannya dan dengan adanya belas kasih dari pihak lain. Ia juga belajar menjadi pemaaf.
Penabrak pertama mewakili orang-orang pada umumnya, yang kurang kesadaran, yang kurang peduli. Kadang, mereka memilih untuk “membuta” walaupun mereka bisa melihat.
Penabrak kedua mewakili mereka yang seolah bertentangan dengan kita, yang sebetulnya menunjukkan kekeliruan kita, sengaja atau tidak sengaja. Mereka bisa menjadi guru-guru terbaik kita. Tak seorang pun yang mau jadi buta, sudah selayaknya kita saling memaklumi dan saling membantu.

Orang buta kedua mewakili mereka yang sama-sama gelap batin dengan kita. Betapa sulitnya menyalakan pelita kalau kita bahkan tidak bisa melihat pelitanya. Orang buta sulit menuntun orang buta lainnya. Itulah pentingnya untuk terus belajar agar kita menjadi makin melek, semakin bijaksana.

Orang terakhir yang lewat mewakili mereka yang cukup sadar akan pentingnya memiliki pelita kebijaksanaan.

Sudahkah kita sulut pelita dalam diri kita masing-masing? Jika sudah, apakah nyalanya masih terang, atau bahkan nyaris padam?

JADILAH PELITA, bagi diri kita sendiri dan sekitar kita.

Sebuah pepatah berusia 25 abad mengatakan: Sejuta pelita dapat dinyalakan dari sebuah pelita, dan nyala pelita pertama tidak akan meredup. Pelita kebijaksanaan pun, tak kan pernah habis terbagi.
Bila mata tanpa penghalang, hasilnya adalah penglihatan. Jika telinga tanpa penghalang, hasilnya adalah pendengaran. Hidung yang tanpa penghalang membuahkan penciuman. Fikiran yang tanpa penghalang hasilnya adalah kebijaksanaan.

Renungan

 
Kalau kita mencoba untuk merenung sejenak dan melupakan semua kesibukan sehari-hari maka kita akan menyadari bahwa manusia jaman sekarang ini paling lama umurnya 80 tahun. Itupun sudah termasuk panjang umur.

Tetapi kita sering lupa akan hal ini sehingga kita mati-matian mengejar uang, harta, jabatan dan mengabaikan hati nurani kita. Kita menginjak dan menghina orang yang tidak seberuntung kita dan kita menjilat serta mencari muka terhadap orang kaya dan berpangkat.

Kita menilai orang dari mobil, rumah, harta, atau jabatannya dan bukan pada pribadi seseorang. Ini yang membuat kita menjadi orang yang egois, serakah, sombong, materialis dan membutakan hati nurani kita sendiri.

Masing-masing orang bersaing untuk saling melebihi dan pamer kekayaan, pamer rumah, pamer mobil, dan lain-lain. Padahal itu semua hanya membuat orang yang tidak seberuntung kita menjadi panas hati
dan iri hati.

Untuk itu kita harus sadar dan ingat bahwa hidup ini tidak semata-mata mengejar uang, harta, jabatan, tapi yang utama hidup ini harus kita isi dengan perbuatan-perbuatan yang berguna dan bermanfaat baik bagi diri
kita sendiri maupun bagi orang lain.

Itu semua membuat kita merasa puas, bahagia, rendah hati dan mempunyai empati terhadap orang yang tidak seberuntung kita. Rezeki kita tidak akan habis, malahan rezeki kita akan lancar dan tidak terputus bila kita mau membagi sebagian dari rezeki kita untuk orang-orang yang memang benar-benar membutuhkan bantuan kita.

Marilah hidup ini kita isi dengan perbuatan-perbuatan yang berguna dan bermanfaat baik bagi diri kita sendiri maupun bagi orang lain.

CARA MENGUKUR MUTU

  1.  Wawancara
    Menurut Prabowo (1996) Wawancara adalah metode pengambilan data dengan cara menanyakan sesuatu kepada seseorang responden, caranya adalah dengan bercakap-cakap secara tatap muka. Selain itu, Wawancara adalah Tanya jawab antara dua pihak atau lebih (narasumber dan pewawancara) untuk memperoleh keterangan, informasi ataupun pendapat mengenai suatu hal dan biasanya dilakukan oleh direksi kepada pelamar, pelanggan, dan lain sebagainya. Tujuan dari wawancara adalah untuk mendapatkan informasi di mana sang pewawancara melontarkan pertanyaan-pertanyaan untuk dijawab oleh orang yang diwawancarai .

     Jenis – jenis wawancara :

    a)      Wawancara terstruktur: wawancara yang menggunakan serangkaian pertanyaan yang terstandarisasi untuk seluruh pelamar.

    b)      Wawancara situasional: wawancara terstruktur yang terdiri dari pertanyaan-pertanyaan mengenai bagaimana para pelamar dapat menangani situasi-situasi yang spesifik.

    c)      Wawancara deskripsi tingkah laku: wawancara dimana para pelamar memberikan contoh-contoh spesifik dari bagaimana mereka melakukan atau menangani berbagai permasalahan pada waktu yang lalu.

    d)     Wawancara tidak langsung: wawancara yang menggunakan pertanyaan-pertanyaan umum yang berasal dari pertanyaan-pertanyaan lain yang telah dikembangkan.

    e)      Wawancara stress: wawancara yang didesain untuk menciptakan kegelisahan dan tekanan pada pelamar untuk melihat bagaimana respon orang tersebut.

    f)       Wawancara panel: wawancara dimana beberapa orang pewawancara mewawancarai seorang pelamar.

    Keuntungan dan Kelemahan wawancara : 

    A.Keuntungan Wawancara adalah sebagai berikut :
    a)  Dapat memotivasi responden.

    b)  Dapat menangkap aspek non verbal dari responden saat menjawab.

    c)  merupakan salah satu metode terbaik untuk menilai keadaan pribadi.

    d)  tidak dibatasi tingkatan umur dan pendidikan subjek.

    e)  menjadi metode pelengkap dalam penelitian sosial.

    f)   dapat dilakukan bersama sama observasi.

    g)  Memungkinkan pewawancara untuk mengembangkan pertanyaan-pertanyaan sesuai situasi yang berkembang.

    h)  Pewawancara dapat menilai kebenaran jawaban yang diberikan dari gerak-gerik dan raut wajah orang yang diwawancarai.

    i)    Pewawancara dapat menanyakan kegiatan –kegiatan khusus yang tidak selalu terjadi.

    B. Kelemahan Wawancara adalah sebagai berikut :

    a)   Penelitit harus memiliki bekal keahlian untuk melakukan wawancara.

    b)   Responden dapat berhenti dalam menjawab pertanyaan serta meminta wawancara dihentikan, apabila dia merasa tidak nyaman dengan proses wawancara tersebut.

    c)  Jalannya wawancara mudah mengalami distraksi / gangguan.

    d)  Penguasaan Bahasa yang sama dengan bahasa responden.

    e)  Membutuhkan waktu yang sangat lama, secara relatif mahal dibandingkan dengan teknik lainnya.

    f)   Keberhasilan wawancara sangat tergantung dari kepandaian pewawancara untuk melakukan hubungan antar manusia.

    Pertanyaan yang digunakan untuk wawancara,adalah sebagai berikut :

    a)   Gunakan bahasa yang baik,sopan dan jelas.

    b)   Jangan memasukkan pendapat pribadi anda sebagai bagian dari pertanyaan.

    c)   Hindari pertanyaan yang panjang dan berbelit-belit.

    d)  Jangan menggunakan kata-kata “anda”, “kamu”,”saudara” bila maksudnyaadalah suatu grup dari orang-orang.

    Persiapan Wawancara adalah sebagai berikut :
     
    a)  Mengatur pertemuan dengan orang yang akan diwawancarai.

    b)  Mengutarakan maksud dari wawancara.

    c)   Mengatur waktu untuk wawancara supaya tidak mengganggukerja dari orang yang kita wawancarai.

    d)  Membuat jadwal wawancara terlebih dahulu.

    e)   Membuat suatu panduan wawancara (interview guide)supaya wawancara dapat berjalan dengan lancar.

    Melakukan Wawancara adalah sebagai berikut :
    a) Datanglah tepat waktu.

    b) Perhatikan penampilan.

    c) Mengenalkan diri terlebih dahulu siapa sebenarnya anda (khususnya nama dan media tempat tempat bekerja).

    d) Menjelaskan tujuan dari wawancara dan hubungan dengan proyek sistem informasi yang sedang dikembangkan.

    e) Mulailah dengan pertanyaan ringan (untuk narasumber yang punya banyak waktu) namun to the point (langsung ke persoalan inti) untuk narasumber tertentu.

    f)  Pewawancara harus meninggalkan kesan “menginterogasi” atau terkesan memojokkan narasumber, sehingga menjadikan narasumber seperti terdakwa di persidangan.

    g) Dengarkan dengan baik jawaban yang disampaikan narasumber. Boleh menyela apabila narasumber lari dari topik yang dibicarakan.

    h) Menjaga suasana wawancara tetap santai tetapi terarah.

    i) Jangan memotong pembicaraan orang yang diwawancarai.

    j) Jangan membuat asumsi jawaban yang tidak berdasar.

    k) Jangan menggunakan istilah-istilah yang tidak dimengerti.

    l)  Jangan ragu untuk mengajukan pertanyaan baru yang muncul dari penjelasan narasumber. Sebab, hal ini senanitasa terjadi dalam setiap wawancara.

    m) Setelah seluruh pertanyaan diajukan, jangan lupa memberikan kesempatan kepada narasumber untuk menjelaskan hal-hal yang mungkin belum ditanyakan.

          n) Usai wawancara, sampaikan ucapan terima kasih kepada narasumber.
  2.    Pengamatan atau Observasi
Pengamatan atau observasi adalah aktivitas yang dilakukan makhluk cerdas, terhadap suatu proses atau objek dengan maksud merasakan dan kemudian memahami pengetahuan dari sebuah fenomena berdasarkan pengetahuan dan gagasan yang sudah diketahui sebelumnya, untuk mendapatkan informasi-informasi yang dibutuhkan untuk melanjutkan suatu penelitian. Ilmu pengetahuan biologi dan astronomi mempunyai dasar sejarah dalam pengamatan oleh amatir. Di dalam penelitian, observasi dapat dilakukan dengan tes, kuesioner, rekaman gambar dan rekaman suara.

Cara observasi yang paling efektif adalah melengkapinya dengan pedoman observasi/pedoman pengamatan seperti format atau blangko pengamatan. Format yang disusun berisi item-item tentang kejadian atau tingkah laku yang digambarkan akan terjadi. Setelah itu, peneliti sebagai seorang pengamat tinggal memberikan tanda cek pada kolom yang dikehendaki pada format tersebut.

Kelebihan & Kekurangan Observasi

Kelebihan Observasi

  • Dapat mencatat hal-hal, perilaku pertumbuhan, dan sebagainya pada waktu kejadian itu berlangsung atau sewaktu perilaku itu terjadi.
  • Dapat memperoleh data dari subjek secara langsung, baik yang dapat berkomunikasi secara verbal ataupun tidak.

Kelemahan Observasi

  • Diperlukan waktu yang lama untuk memperoleh hasil dari suatu kejadian, misalnya adat penguburan suku Toraja dalam peristiwa ritual kematian, maka seorang peneliti harus menunggu adanya upacara adat tersebut.
  • Pengamatan terhadap suatu fenomena yang berlangsung lama, tidak dapat dilakukan secara langsung.
  • Adanya kegiatan-kegiatan yang tidak mungkin diamati, misalnya kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan hal-hal yang sifatnya pribadi, seperti kita ingin mengetahui perilaku anak saat orang tua sedang bertengkar, kita tidak mungkin melakukan pengamatan langsung terhadap konflik keluarga tersebut karena kurang jelas.
3.    Angket atau kuisioner

Angket (self-administered questionnaire) adalah teknik pengumpulan data dengan menyerahkan atau mengirimkan daftar pertanyaan untuk diisi sendiri oleh responden. Responden adalah orang yang mengirimkan tanggapan atas–atau-menjawab–pertanyaan-pertanyaan yang diajukan.
 Kuesioner merupakan salah instrumen penelitian yang sangat populer dan banyak digunakan untuk penelitian.

Keuntungan Kuesioner antara lain :

a. Pada pelaksanaannya bisa saja tidak memerlukan hadirnya peneliti secara
    langsung, karena bisa diberikan kepada responden melalui orang lain maupun melalui jasa pengiriman.

b. Kuesioner dapat dibagikan secara serentak kepada banyak responden yang dituju atau yang dijadikan sampel penelitian. 

c. Kuesioner ini dapat dijawab oleh responden atau sasaran berdasarkan kecepatan masing-masing responden, dan berdasarkan waktu senggang responden.

d. Identitas responden dapat diisi dengan anonim sehingga responden bebas dengan jujur dan tidak malu-malu dalam memberikan jawaban dari kuesioner.

e. Kuesioner ini dapat dibuat terstandar, maksudnya adalah kuesioner yang diberikan kepada seluruh responden dapat diberikan pertanyaan-pertanyaan yang benar-benar sama.
 
f. Angket dapat menjangkau sampel ukuran besar .

g. Biaya yang diperlukan untuk membuat angket relatif murah .

h.Angket tidak terlalu mengganggu responden karena pengisiannya diitentukan oleh responden sendiri sesuai dengan kesediaan waktunnya.


Kelemahan Kuesioner antara lain :

1. Seringkali responden kurang teliti dalam menjawab kuesioner, apabila jumlah pertanyaan dalam lembar kuesioner cukup banyak, kadang responden tidak hanya teliti tetapi juga menjawab secara asal-asalan dikarenakan rasa malas dari responden.

2. Tidak menutup kemungkinan juga apabila peneliti tidak bertemu secara langsung dengan responden, maka responden akan memberikan jawaban yang tidak jujur atau sengaja memberikan jawaban yang salah.

3.  Kuesioner yang kita kirim kepada responden belum tentu juga akan kembali dikirim kepada kita oleh responden, kalaupun dikirim kadang waktunya terlambat sehingga akan menyulitkan peneliti dalam pengolahan data hasil kuesioner.

4. Kuesioner memang mudah untuk dilaksanakan tetapi apabila peneliti tidak memberikan perhatian serius  kepada responden maka apa yang didapat dari jawaban-jawaban kuesioner akan tidak memuaskan dan yang lebih buruk tidak berguna sama sekali untuk mendukung penelitian dikarenakan responden asal-asalan memberikan jawaban.

5. Jika angket dikirimkan melalui pos, maka presentase yang dikembalikan relatif rendah.

6. Angket tidak dapat digunakan untuk responden yang kurang bisa membaca dan menulis. 

7.Pertanyaan-pertanyaan dalam angket dapat ditafsirkan salah dan tidak ada kesempatan untuk mendapat penjelasan.

  • Pertanyaan terbuka adalah pertanyaan yang jawabannya tidak disediakan hingga responden bebas menulis jawabannya sendiri. 
  • Pertanyaan tertutup adalah pertanyaan yang jawabannya sudah disediakan sehingga responden hanya tinggal memilih salah satu jawaban yang sudah disediakan dengan memberi tanda.


4.      Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data yang tidak langsung ditujukan kepada subjek penelitian. Dokumen yang diteliti dapat berupa berbagai macam, tidak hanya dokumen resmi.

Keuntungan studi dokumentasi :
a)    Untuk subjek penelitian yang sukar atau tidak dapat terjangkau seperti para pejabat, studi dokumentasi dapat memberikan jalan untuk melakukan penelitian. 
b)   Takreatif
c)    Analisis longitudinal
d)   Besar sampel

Kerugian studi dokumentasi :
a)    Bias
b)   Tersedia secara selektif 
c)    Tidak lengkap 
d)   Format yang tidakbaku.
Dalam studi dokumentasi perlu dilakukan kritik terhadap sumber data, baik kritik internal maupun kritik eksternal.

5.      Audit

Menurut Hamilton (1986:1) tujuan dari management audit secara keseluruhan adl utk mengevaluasi efisiensi dan efektifitas dari organisasi. Evaluasi ini bisa dilakukan pada perusahaan secara keseluruhan atau dibatasi pada lingkup departemen atau fungsi tertentu dalam organisasi. Evaluasi terhadap kinerja perusahaan ini dilakukan terhadap standar yg dibuat oleh manajemen atas dan pada saat yg sama digunakan utk menilai keefektifan dari standar-standar dan kebijakan-kebijakan tersebut. 

Ramanathan (1990:300) mengatakan bahwa management audit berkaitan dgn audit efisiensi dimana tujuan utama dari audit efisiensi ini adl utk memastikan bahwa tiap unit mata uang diinvestasikan dalam modal atau tempat lain yg memberikan pengembalian yg optimum dan bahwa perencanaan investasi antara berbagai fungsi dan aspek yg berbeda dirancang utk memberikan hasil yg optimum.

Tujuan management audit menurut Agoes (1996:173) adl sebagai berikut :

1.  Untuk menilai kinerja (performance) dari manajemen dan berbagai fungsi dalam perusahaan.

2.  Untuk menilai apakah berbagai sumberdaya (manusia mesin dana harta lainnya) yg dimiliki perusahaan telah digunakan secara efisien dan ekonomis.

3.  Untuk menilai efektifitas perusahaan dalam mencapai tujuan (objective) yg telah ditetapkan oleh top management.

4.  Untuk dapat memberikan rekomendasi kepada top management dalam memperbaiki kelemahan-kelemahan yg terdapat dalam penerapan struktur pengendalian intern sistem pengendalian manajemen dan prosedur operasional perusahaan dalam rangka meningkatkan efisiensi keekonomisan dan efektifitas dari kegiatan operasi perusahaan.

Siagian (2001:13) mengatakan bahwa kalangan manajemen menunjukkan sambutan terhadap perkembangan management audit krn jika digunakan dgn tepat maka management audit bisa memberi manfaat yg besar yaitu:

1.  Memungkinkan manajemen mengidentifikasikan kegiatan operasional dalam perusahaan yg tak memberikan kontribusi dalam perolehan keuntungan.

2.  Membantu manajemen dalam peningkatan produktifitas kerja dari berbagai komponen organisasi.

3.  Memungkinkan manajemen mengidentifikasikan hambatan dan kendala yg dihadapi dalam mengkoordinasikan berbagai kegiatan dan mengambil langkah strategik utk mengatasi dan menghilangkannya.

4.  Memantapkan penerapan pendekatan kesisteman dalam menjalankan roda organisasi.

5.  Memungkinkan manajemen pada berbagai tingkat menentukan strategi yg tepat.

6.  Membantu manajemen merumuskan pedoman teknis operasional bagi para pelaksana berbagai kegiatan dalam perusahaan yg akan membantu para tenaga kerja operasional melakukan kegiatan masing-masing dgn tingkat efisiensi dan efektifitas yg lbh tinggi.

7.  Mengidentifikasikan dgn tepat berbagai masalah dan tantangan yg dihadapi dalam manajemen sumber daya manusia.

8.  Membantu manajemen menilai perilaku bawahan dalam menyediakan informasi bagi pimpinan sesuai dgn kebutuhan pimpinan pada berbagai hierarki perusahaan.

Berikut adl beberapa manfaat management audit menurut Tunggal (2003:14) yaitu:
1.  Memberi informasi operasi yg relevan dan tepat waktu utk pengambilan keputusan.

2.  Membantu manajemen dalam mengevaluasi catatan laporan-laporan dan pengendalian.

3.  Memastikan ketaatan terhadap kebijakan manajerial yg ditetapkan rencana-rencana prosedur serta persyaratan peraturan pemerintah.

4.  Mengidentifikasi area masalah potensial pada tahap dini utk menentukan tindakan preventif yg akan diambil.

5.  Menilai ekonomisasi dan efisiensi penggunaan sumber daya termasuk memperkecil pemborosan.

6.  Menilai efektivitas dalam mencapai tujuan dan sasaran perusahaan yg telah ditetapkan.

7.  Menyediakan tempat pelatihan utk personil dalam seluruh fase operasi perusahaan.

Apabila management audit dilakukan secara berkala maka management audit bisa menunjukkan masalah ketika masalah tersebut masih berskala kecil. Dengan demikian management audit merupakan alat manajemen yg membantu manajemen dalam mencapai tujuan krn tindakan korektif dapat dilakukan utk pemecahan masalah apabila ditemukan inefisiensi dan inefektifitas.