Tugas

Loading

Sabtu, 08 Juni 2013

Food Supplementation during Lactation Shortens Anestrus and Elevates Gonadotropins in Rats1,2,3

Suplementasi makanan selama lebih pendek Laktasi anestrus dan Mengangkat Gonadotropin di Rats1, 2,3
    Effie Gournis,
    Michelle K. McGuire4, and
    Kathleen M. Rasmussen5

+ Author Affiliations

    1 Division of Nutritional Sciences, Cornell University, Ithaca, NY 14853

Abstract
Menyusui menunda kembalinya ovulasi pada wanita, fenomena sangat penting di daerah kurang berkembang. Meskipun studi manusia dan hewan menunjukkan gizi yang memperpanjang periode anestrus Laktasi, efek meningkatkan status gizi selama menyusui pada saat ini infecundability, bagaimanapun, adalah kurang jelas. Untuk menilai efek dari suplementasi makanan durasi anestrus Laktasi, tikus Sprague Dawley ditugaskan untuk salah satu dari tiga kelompok makanan: 1) kontrol (C), diberikan akses tak terbatas untuk diet AIN-76ATM, 2) makanan-terbatas (FR) , makan 50% dari asupan kontrol, dan 3) makanan ditambah (FS), makanan dibatasi sampai d 0 laktasi dan selanjutnya diberikan akses tak terbatas untuk diet AIN-76ATM. Waktu untuk proestrus terdeteksi pertama dipantau mulai d 10 laktasi. Perilaku keperawatan dan konsentrasi gonadotropin dan prolaktin diukur dalam bendungan baik utuh dan diovariektomi pada d 10, 15 dan 20 laktasi, kami melaporkan data ini hanya pada kelompok diovariektomi, yang merupakan hewan model yang lebih tepat fisiologi reproduksi manusia selama menyusui. Proestrus kembali nyata (P <0,0001) lebih cepat di kedua FS (18,1 ± 2,4 d) dan C (18,0 ± 2,9 d) dibandingkan FR (28,8 ± 2,8 d) bendungan utuh. Tikus FS memiliki hormon luteinizing dan follicle stimulating tinggi konsentrasi hormon daripada FR tikus (P <0,0001 untuk masing-masing). Prolaktin konsentrasi yang lebih rendah pada d 20 dari pada d 10 laktasi untuk semua kelompok (P <0,02), tetapi kami tidak menemukan efek pengobatan diet. Tikus FS menghabiskan lebih banyak waktu jauh dari anak mereka (P <0,05) dan kurang berpengalaman menyusui (P <0,05) dibandingkan tikus pada FR d 15 laktasi. Hasil ini menunjukkan bahwa suplementasi makanan tikus yang sebelumnya kurang makan mempercepat kembalinya ovulasi dan disertai dengan perubahan dalam perilaku keperawatan.(Nurfadhilah)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar